Rabu, Juli 18

Mengapa Ibu (perempuan) Menangis ?

Kenapa Malu Untuk Menangis ?


"Diiiiih... kok kamu cengeng siiih, gitu aja nangis "

entah sengaja atau tidak, kadang sindiran itu tanpa sadar keluar dari mulut kita, padahal wajar aja kan manusia nangis, itu kan salah satu bentuk ekspresi, toh yang namanya air mata ga keluar pada saat kita sedang sedih aja, tapi kadang saking bahagianya air mata pun suka keluar sendiri dari pelupuk mata .

ya ga bisa dipungkiri juga kalo air mata identik dengan kesedihan, tapi yakin deh kita jadi tenang kalo dah bisa nangis (ngeluarin air mata),bisa bilang legaaaaa..

kenapa ya?
apa sih istimewanya airmata ?
kenapa ada airmata??
kenapa punya ikatan emosional dengan kita??
dari dulu pengen tau tapi ga pernah kesampaian, padahal ada om google, tinggal search langsung dapet tuuuh..jawabannya.

lagi searching-searching yang ada ini ni....
beruntungnya saia menjadi perempuan ^____^

"Suatu ketika, seorang anak bertanya kepada ibunya,
 “Ibu, mengapa ibu menangis?”
Ibunya menjawab, “Sebab ibu adalah perempuan, nak.”
“Saya tak mengerti ibu,” kata si anak.
Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat.
“Nak, kau memang tak akan mengerti…”

Kemudian si anak bertanya kepada ayahnya. “Ayah, mengapa ibu menangis?”
“Ibumu menangis tanpa sebab yang jelas.” sang ayah menjawab. “Semua perempuan memang sering menangis tanpa alasan.”

Si anak membesar menjadi remaja, dan dia tetap terus bertanya-tanya, mengapa perempuan menangis? Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, “Ya Allah, mengapa perempuan mudah menangis?” Dalam mimpinya ia merasa seolah mendengar jawapannya:

“Saat Ku ciptakan wanita, saya membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

“Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali menerima cerca dari si bayi itu apabila ia telah membesar.

“Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa.

“Ku berikan kesabaran jiwa untuk merawat keluarganya walau dia sendiri letih, walau sakit, walau penat, tanpa berkeluh kesah.

“Kuberikan wanita perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apapun. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada anak-anak yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

“Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya. Sebab bukannya tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak.

“Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyedarkan bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai isterinya. Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.

“Dan akhirnya, Kuberikan ia air mata, agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus kepada wanita, agar dapat ia gunakan bila masa pun ia inginkan. Ini bukan kelemahan bagi wanita, kerana sebenarnya air mata ini adalah “air mata kehidupan.”

bersyukurlah dilahirkan sebagai wanita...
tambahlah bersyukur dilahirkan sebagai wanita Muslimah..."

diambil dari "NurTaqwa"
@vhie_. Diberdayakan oleh Blogger.